“Hidup adalah pilihan” dan
setiap pilihan pasti ada konsekwensinya.
Pada saat memutuskan untuk menikah dan akhirnya menjadi seorang IBU. Apakah saya harus tetap berkarir "Working Mother" atau di rumah saja “Full Time Mother”???
Pada saat memutuskan untuk menikah dan akhirnya menjadi seorang IBU. Apakah saya harus tetap berkarir "Working Mother" atau di rumah saja “Full Time Mother”???
I’m a mother of two and also as a professional employee. Keputusan saya tetap berkarir, agar tetap bisa
mengasah kemampuan karena tuntutan pekerjaan membuat saya mau tidak mau harus
terus mengasah skill yang saya miliki
sehingga saya akan terus-menerus bisa meng-up
date semua info dan teknologi baru. Selain itu wanita jaman sekarang harus
punya kemandirian financial. Dan terkadang bekerja justru menjadi alternatif
hiburan bagi saya. Bagi saya dengan bekerja berarti bisa setiap hari keluar
rumah dan bisa bertemu dengan teman-teman tanpa harus merasa pusing dan jenuh
dengan rutinitas tugas-tugas rumah tangga.
Dilema yang sering dialami
ibu bekerja pada umumnya relatif sama. Di rumah ia ingin menjadi ibu sekaligus
istri yang baik, yang memenuhi semua kebutuhan termasuk kebutuhan spiritual dan
emosional anak. Dalam waktu bersamaan, ingin kariernya di kantor terus
menanjak, dan mencapai kesuksesan seperti yang didambakan setiap orang bekerja.
Kesulitan utama yang
dialami oleh ibu bekerja adalah dalam menyeimbangkan jiwa (passion), tenaga dan perhatian
untuk keluarga, kantor dan diri sendiri. Untuk bisa menjadi ibu bekerja yang
sukses di rumah dan di kantor, memang seorang ibu tersebut haruslah menjadi
seorang super mom (saya pun masih terus belajar, walau masih sering
terasa sangat sulit).
Meluangkan waktu yang berkualitas dan
konsisten untuk Aifa dan Taqiy, salah satu yang penting untuk saya. Selain
menyenangkan tapi juga bermanfaat bagi tumbuh-kembang si Aifa dan Taqiy. Karena
itu sependapat apa pun jadwal kerja saya, Aifa dan Taqiy selalu mendapatkan
perhatian dan cinta dari saya.
Rutin
menelepon, membawa sesuatu (buah tangan)
dan aktivitas sebelum tidur (seperti bercerita, berpelukan sambil menonton Barney sebelum tidur bisa menjadi kegiatan yang
menumbuhkan imajinasi dan emosi anak).
Terkait dengan
susahnya menjadi ibu bekerja yang sukses di rumah maupun di kantor, sangat
dimengerti bila banyak wanita dengan kapabilitas dan prestasi yang tinggi
sebagai profesional akhirnya memilih untuk resign dari kantor dan menjadi “full time mother”.
Memang seorang ibu,
lazimnya ingin membesarkan buah hatinya dengan harapan dan cita-cita yang baik.
Ada kebahagiaan
tersendiri bila seorang ibu bisa melihat dan menyaksikan anak-anaknya tumbuh
sehat dan cerdas. Tidak ada kebahagiaan yang bisa menandingi kebahagiaan
seorang ibu yang memiliki anak-anak yang nantinya akan menjadi manusia yang
yang soleh dan soleha, sehat jasmani dan rohani-nya,dan berguna bagi dirinya
sendiri,orang lain bahkan bagi bangsa dan negaranya.
Buat saya mempersiapkan
next generation lewat anak-anak di
rumah, dengan ASI, pola asuh dan pendidikan terbaik, plus kerja sama dengan
pasangan bukanlah perkara mudah. Butuh banyak belajar dan terus mencari ilmu. Berbagi
dengan sesama pasangan, orang tua, keluarga dan teman ternyata memberi warna
lain yang membawa kebahagiaan tersendiri.
Smart Parents.. Yuuupppps
Smart Parents..
Apapun pilihan seorang wanita, baik dengan berkiprah sebagai Working Mother atau
menjadi Full Time Mother, harus bisa
ikut berpartisipasi menjadikan dunia “A
Better Place”
No comments:
Post a Comment