Melihat foto di handphone
saya,menjadi inspirasi untuk menulis tentang ASI Eksklusif yang saya berikan
kepada dua buah hatiku (Aifasmi Hawanti (4thn) dan Irtaqiy Qurnuansya (2thn)).
Yang keduanya lahir dengan barat badan menurut saya kecil, Aifa (2,6 kg) dan
Taqiy (2,5 kg).
Masa cuti berakhir. Padahal masa pemberian ASI
eksklusif pada bayi belum berakhir. Bisakah ASI Eksklusif dilanjutkan?
“Bagaimana melanjutkan ASI eksklusifnya. Masa sih harus dicampur dengan susu
formula. Sayang kan?”
“Rugi sekali jika saya hentikan. Sebab, usus bayi
usia 3 bulan belum siap mencerna makanan selain air susu ibu. Selain itu. ASI
merupakan sumber gizi ideal dengan komposisi seimbang, yang jika diberikan
secara eksklusif bayi akan lebih sehat dan lebih cerdas dibanding bayi yang
tidak mendapatkannya,”
Usia cukup bagi bayi manusia untuk mendapat makanan
lain selain ASI adalah setelah 6 bulan. Dari usia 0 hingga 6 bulan bayi harus
mendapat ASI eksklusif, yakni pemberian ASI murni tanpa bayi diberi tambahan
lain seperti cairan air putih, madu, buah-buahan, maupun makanan tambahan
seperti bubur susu atau bubur saring dsb., sampai usia bayi 6 bulan, menurut
hasil penelitian, positif membuat bayi mendapat nutrisi terbaik; meningkat daya
tahan tubuhnya, meningkat kecerdasannya, dan meningkat jalinan kasih
Memang ada beberapa trik yang saya lakukan :
Untuk memberi bayi ASI perahan, jauh-jauh hari
sebelum masa cuti berakhir saya memang harus menyiapkan diri sendiri dan bayi. Bagi
saya menabung susu dari jauh-jauh hari itu adalah kunci sukses saya untuk
mencapai target Asi Eksklusif. Selain itu mempersiapkan mental untuk
meninggalkan bayi dan memupuk rasa percaya bahwa ia akan baik-baik saja di
rumah. Beratnya meninggalkannya memang luar biasa. Apalagi siang hari tak
bersamanya dan tak menyusuinya pasti berat. Di kantor, saat payudara membengkak
karena produksi ASI tak disusu bayi, ingatan saya pastilah pada buah hati di
rumah.
Memberi
ASI selama saya bekerja di kantor berarti saya juga harus memupuk kerjasama
dengan pengasuh. Ini bukan hal mudah. Tapi, bagi saya tidak ada kata menyerah.
Pelan-pelan saya jelaskan cara merawat dan pemberian ASI eksklusif. Banyak
buku-buku yang saya jadikan acuan untuk mencapai target ASI Eksklusif.
Hanya
sayang, ASI peras tak bisa menggantikan tindakan menyusui itu sendiri. Seperti
diketahui, tindakan menyusui punya banyak pengaruh untuk pertumbuhan mental dan
fisik bayi. Karena anak-anak yang diberi ASI akan tumbuh menjadi anak yang
kepribadiannya baik, lantaran mereka tumbuh dalam keadaan yang dinamakan secure attachment, suatu suasana yang
aman, hingga mereka akan mempunyai kepribadian yang baik, menurut dr. Utami
Roesli, SpA, MBA.
Setelah
diperah, ASI harus di simpan dengan baik agar dapat bertahan lama. Menurut
Utami, di udara terbuka, ASI perah bisa tahan 6-8 jam, tapi bila ditaruh di
kantong plastik lalu dimasukan termos dan diberi es batu, akan tahan kira-kira
1X 24 jam. Lain lagi bila ASI perah dimasukan di lemari es, bisa tahan 2X24
jam. Sedangkan bila dimasukkan dalam freezer, bisa tahan 3 bulan.
Namun
dari semua cara penyimpanan tadi, lebih dianjurkan untuk memasukkan ASI ke
dalam termos dan lemari es. “Sudah dibuktikan, lo, ASI perah yang dimasukkan ke
termos dan lemari es tidak mengalami perubahan komposisi gizi sama sekali.
Dan
hasil pertumbuhan mereka (Aifa dan Taqiy) disetiap bulannya mengalami
peningkatan yang signifikan. Mereka tumbuh jadi anak yang sehat dan cerdas. Betapa
bahagianya saya memiliki meraka.
No comments:
Post a Comment